Yuhadi Ajak Masyarakat Pahami Nilai-Nilai Pancasila

Mediafakta.id,Bandar Lampung -Anggota DPRD Kota Bandarlampung, Yuhadi SHI.,MH.meminta kepada masyarakat khusunya di kota Bandar Lampung agar  memahami nilai- niai Pancasila,lataran banyak sekali masyarakat saat ini gagal dalam pengamalan nilai -nila yang terkandung dalam Pancasila.

Hal ini di ungkapkan oleh Yuhadi saat menggelar sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Suka Jawa, Tanjung Karang Pusat (TKP) Senin (12/5/2022).

Menurutnya kegagalan dalam memahami nilai-nilai Pancasila seperti terjadinya dalam berita selama ini  kekerasan yang terjadi  dalam rumah tangga dimana anak bunuh orang tua, dan sebaliknya.

"Nah, dalam berita yang ada ini terjadi karena inilah contoh  kegagalan dalam pemahaman pancasila.Tidak ada lagi rasa kemanusiaan tidak adab lagi melawan orang tua,” ucapnya.

Dengan demikian Yuhadi berharap kepada para peserta sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) agar bisa mengikuti materi-materi yang di berikan oleh para narasumber agar bisa memahami nilai -nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Ya,Kenapa ada sosialisasi PIP-WK karena banyak kegagalan dalam pemahaman nilai-nilai Pancasila saat ini.Dan mudah-mudah dengan adanya sosialisasi ini para para peserta bisa memahaminya ,"kata Yuhadi.

Dalam kesempatan itu Ketua DPD II Golkar Kota Bandar Lampung ini juga mengingatkan kepada para peserta, khususnya kaum ibu-ibu agar bijak dalam menggunakan media sosial (Medsos).

“Saya ingatkan kepada ibu-ibu ini khusus nya, kalau buat status di Facebook atau pun lainnya agar hati-hati, karena ada undang-undang ITE, kalau kita mencela orang lain itu masuk dalam ranah hukum, hati-hati ya, jangan asal dan sembarangan kalau buat status,” tegasnya.

Sementara Ginda Ansory sebagai narasumber  yang juga dosen Universitas Bandar Lampung (UBL) menjelaskan bahwa Pancasila ada sejak jaman Majapahit.

Dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca juga dijabarkan susunan pemerintahan Majapahit, yakni musyawarah, hubungan antar negara tetangga dan sebagainya.

Selain itu, dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, tertulis juga adanya toleransi kehidupan beragama, khususnya agama Budha dan Hindu pada zaman tersebut. Di dalam sila-sila diantara, tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mengganggu istri orang lain, tidak boleh mencuri dan tidak boleh melakukan tindakan kekerasan lainnya.

“Pancasila lahir pada 1 Juni 1945. Dan yang lebih utama lagi bagaimana kita dapat memaknai Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai landasan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila telah terwujud sebagai asal yang menjiwai dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia,” urainya.

Senada, narasumber lain Hartini Soraya staf khusus Wakil ketua DPR-RI menjelaskan tentang makna dari pancasila dan butir-butir yang terkandung didalamnya. “Pancasila adalah Dasar negara, terdapat makna-makna yang terkandung dalam sila-sila dasar pancasila,” ujarnya.

Untuk sila pertama Ketuhanan yang maha Esa, dalam sila ini rakyat diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. prinsip toleransi antar umat beragama.

Sila ke-dua Kemanusiaan yang adil dan beradab maknanya adalah kita saling bahu-membahu, bergotong royong , bersama sama, antara satu sama lain terbentuknya kemanusiaan yang beradab.

“Pernah ada berita anak meracuni ayah dan ibunya, bagaimana rasa kemanusiaan ini sudah tindakan biadab tidak ada lagi rasa kemanusiaan. Makanya terus lakukan pengalaman sila pancasila seperti tenggang rasa, saling bantu, timbulkan rasa kemanusiaan ini yang ditularkan kepada anak-anak bangsa.Yang penting adalah esensi dari pengalaman sila sila pancasila,' paparnya.

Selanjutnya, sila ke tiga Persatuan Indonesia. Mengandung makna hubungan antar manusia. Negara ini terdiri dari banyak suku, budaya rasa agama, adat istiadat dan lainnya, bersatu untuk kesatuan Indonesia.

Sila ke-empat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Intinya musyawarah dulu untuk mencapai mufakat. Aplikasi sila ini juga untuk kebebasan dalam memilih wakil rakyat di pemerintahan.

Sila ke-lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nah, keadilan yang dimaksud adalah ketika seluruh rakyat Indonesia sudah bisa makan semua dan juga cukup sandang, pakaian dan papan.(*/ydn).



Posting Komentar

0 Komentar