Bandar Lampung-Berbagai analisa dan komentar jalannya Debat Capres Ketiga, Minggu 7 Januari 2024 malam, Prabowo mengungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Hal ini juga tak dipungkiri Yozi Rizal, Bendahara Partai Demokrat Lampung. Tanggapan Wakil Ketua DPRD Lampung dan maju pada Pemilu 2024 dari Dapil Way Kanan dan Lampung Utara ini dapat dibaca di status FB-nya, Senin 8 Januari 2024.
Menurut Yozi Rizal, mendengar cerita tentang debat semalam, Anies Baswedan sukses memanfaatkan panggung untuk menggambarkan pribadinya yang raja tega.
“Saya kira dengan vulgar Anies mencoba untuk membunuh karakter orang yang pernah berjasa padanya di hadapan publik begitu rupa,” ujar putra Way Kanan ini.
Dan saya, lanjutnya, akan coba tanya ke akar rumput seberapa banyak suaranya (yang memang sedikit) tergerus pindah ke orang yang dia serang malam tadi, sebagaimana fenomena setelah debat sesi pertama.
Dijelaskan Yozi, bicara etik atau etika maka kita akan berbicara tentang sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.
“(Maka) Bicara etik atau etika, moral adalah unsur utamanya. Di sini letak persoalannya, anies lupa bahwa ewuh-pakewuh juga merupakan standar moral dalam adab ketimuran kita,” kata dia.
Tapi, masih kata Bendahara Demokrat Lampung ini, ewuh-pakewuh bisa menjadi faktor penghambat atau kendala yang membuat tidak jalannya proses perbedaan pendapat dan pemberdayaan masyarakat.
Yozi mengatakan, upaya menghancurkan karakter itu artinya bicara tentang personal bukan tentang prospek dan perspektif dengan saling mengupas menguliti terkait ide dan gagasan.
“Saya tak perlu menanggapi karena senyatanya pasar memang sudah tak minat lagi dengan yang mereka pasarkan. Justru saran saya, terhadap kawan yang sedang kembali mencoba peruntungan; untuk fokus saja urus diri dengan memaksimalkan kerja-kerja politik di sisa waktu sebelum 14 Februari 2024,” Yozi Rizal menyarankan.
Lalu ia melanjutkan, abaikan ancaman fungsionaris partai yang mengancam akan memberi sanksi apabila perolehan suara Pileg tak linier dengan perolehan suara Pilpres.
“Ini sudah semestinya, wis wayahe, siklus yang sepertinya memang belum bisa kita ubah sebagaimana siklus siang berganti malam atau malam berganti siang,” katanya (*)
0 Komentar