Mediafakta.id,Pesawaran- Sebagai upaya untuk melestariakan seni dan budaya peninggalan nenek moyang Indonesia, keberadaan perguruan seni beladiri Pencak silat Titisan Cakra Tunggal rutin menggelar kegiatan latihan bersama yang dilaksanakan di kediaman Alif Wahyudi selaku guru perguruan seni beladiri ini.
Keberadaan seni budaya perguruan pencak silat Tritisa Cakra tunggal ini berada di Desa Hanau Berak Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang senantiasa terus berjuang untuk melestarikan kebudayaan berupa seni bela diri pencak silat Bandrong dan kesenian tari sigeh Penguntin.
"Untuk melestariakan budaya ini kami rutin menggelar latihan bersama, gunaya untuk meningkatkan kemampuan para anggotanya.Dan juga hal ini sebagai bentuk untuk selalu mempertahankan budaya yang ada,"kata Alif Wahyudi usai melakukan latihan di kediamanya Rabu (28/09/2022) malam.
Alif wahyudi juga menjelaskan bahwa,sejarah keberadaan seni budaya bela diri pencak silat tradisional Bandrong merupakan warisan leluhur kerajaan kesultanan Banten sejak ratusan tahun yang silam.
"Nah,seni bela diri silat bandrong di mainkan dengan ciri khas kelincahan tangan,Pencak silat bandrong salah satu seni bela diri asli dari tanah Banten yang lahir di tahun 1500 Masehi sebelum berdirinya Kesultanan Banten,"jelasnya.
"Dan Pencak silat bandrong ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya pada tahun 2014,"tambah Alip Wahyudi.
"Lebih lanjut dirinya juga menerangkan selain melestarikan seni bela diri silat perguruan ini juga melestarikan seni tari Sigeh Penguntin yang mana Tari Sigeh Penguntin merupakan sintesis (perpaduan atau campuran) dari dua identitas kebudayaan yang ada di Lampung.
"Tari ini menyerap gerak tarian baik dari adat Lampung Pepadun maupun adat Lampung Pesisir sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima masyarakat luas,"terangnya.
Dengan adanya perguruna yang dia pimpin selama ini Alip Wahyudi mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah lataran sejak berdirinya perguruan ini hingga sekarang perguruan ini sudah memiliki hampir sekitar ratusan murid yang tersebar di sekitar wilayah kecamatan Padang Cermin.
"Perguruan kami juga sering mendapat undangan dari masyarakat untuk tampil di acara acara pesta pernikahan,acara khitanan,menyambut tamu kebesaran seperti menyambut bapak bupati dan acara acara peringatan hari hari bersejarah,"jelasnya.
Namun, kata dia dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki perguruan ini dirinya berharap kepada para pihak terkait wabil khusus kapada Pemerintahan Kabupaten Pesawaran bisa memberikan supot atau dukungan demi menjaga kelestarian budaya peninggalan asli nenek moyang Indonesia ini agar seni budaya ini tidak tergerus oleh zaman.
"Karna keterbatasan sarana dan prasarana kami berharap ada bentuk keperdulian dari pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk melestarikan budaya tradisional milik bangsa indoneaia ini ,,"pungkasnaya (*/ydn).
0 Komentar