Rakhmad Nafindra: Pengamalan Pancasila Jadikan Filter Budaya Asing


Mediafakta.id, Bandar Lampung -Pengamalan Pancasila diera globalisasi saat ini bisa dijadikan filter budaya dengan banyaknya budaya asing ke negara Indonesia sehingga dapat melunturkan budaya lokal.

Hal ini di ungkapkan oleh Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Rakhmad Nafindra saat menggelar sosialisasi Pembinaan Idielogi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) yang di laksanakan di Kulurahan Kopri Raya Kecamatan Sukarme ,Jumat (07/04/2023).

Menurutnya bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan sejatinya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan menjadi acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Ya,karena dalam pancasila sudah mencakup segala aspek kehidupan manusia ,"kata  Rakhmad Nafindra,

Rakhmad Nafindra menambahkan bahwa agenda PIP WK yang diadakan bertujuan  dalam rangka menghidupkan kembali ideologi negara pancasila yang memiliki peran penting sebagai filter budaya asing yang masuk ke negara indonesia.

"Tentunya diera globalisasi saat ini menjadi ancaman bagi bangsa,dengan banyaknya masuk budaya asing ke negara Indonesia dapat melunturkan budaya lokal,"ucapnya.

"Jadi dengan Pancasila dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya, dapat memfilterisasi  budaya asing,"tegasnya.

Sementara itu narasumber tokoh dari DPC PDI-Perjuangan yang juga mantan anggota DPRD Bandarlampung, Suheli menjelaskan, bahwa pemahaman tentang nilai pancasila sebagain pandangan hidup dan budaya bangsa, mengandung makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.

"Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dikarenakan Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri,"kata Suheli.

Ditambah narasumber lainya yakni Tunas Budi Lukito, bahwa pencetus lima dasar negara pancasila adalah Bung Karno pada saat sidang BPU-PKI pada 1 Juni 1945 Ir. Sukarno menyampaikan ide-ide tentang ideologi bangsa yakni Pancasila.

Diantara, Konsep Ketuhanan artinya sila ini adalah wajib semua pengikutnya untuk berketuhan.Jadi jika ada warga negara tidak berketuhan artinya dia belum pancasila.

Selanjutnya, Konsep silakan kemanusiaan maknanya adalah seluruh manusia di Indonesia derajatnya sama, dari semua suku bangsa, adat budaya, agama dan lainnya, baik yang sehat dan cacat semua sama ada kesetaraan manusia.

Konsep persatuan Indonesia, jadi negara kita ini terdiri dari ribuan bahasa, budaya, pulau dan lainnya, merupakan satu kesatuan secara nasional disebut NKRI seluruh rakyat harus mengakui pemerintah yang sah tidak boleh memberontak.

Konsep Kerakyatan adalah untuk mengatur tentang di Indonesia yang berdaulat ada di tangan Rakyat yang berkuasa adalah rakyat, tetapi prosesnya dilakukan dengan sistem perwakilan makanya ada perwakilan rakyat di parlemen.

Sedangkan konsep ke-adilan sosial, lanjutnya negara menjamin seluruh warga negara untuk hidup sejahtera, dan negara memfasilitasi, contoh ada subsidi BBM yang dinikmati seluruh rakyat dan juga ada bantuan-bantuan serta pembangunan yang merata.,"singkatnya.

Diketahui dalam PIP- WK ini dihadir oleh mantan Sekda Kota Bandar Lampung  Badri Tamam yang juga digadang-gadang bakal maju sebagai bacaleg dari PDI-Perjuangan dapil Kota Bandar Lampung untuk calon DPRD provinsi Lampung, ia mengatakan, bahwa sosialisasi Ideologis Pancasila sangat penting, apalagi di era  digitalisasi seperti saat ini. 

"Semua sekarang ini kan apa-apa kita menggunakan handphone (HP)  bahkan ada slogan lebih baik ketinggalan dompet dari pada ketinggian HP. Ini akibat dari kemajuan IPTEK, makanya penting sekali sosialisasi ideologi Pancasila ini," ujarnya. 

Nah, sambung dia, jika tidak bisa mengamalkan sila-sila Pancasila ini akan berbahaya, manusia Indonesia akan diacak-acak oleh teknologi. Ada kekhawatiran akan teknologi karena semua kegiatan mati semua bisa dilakukan dengan menggunakan HP.

"Liat saja sekarang ini semua serba bisa pakai HP, toko toko belanja pake HP, bioskop mati karena HP.Makanya, jika kita tidak mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan hidup individual. Masak sama tetangga sebelah rumah saja ngobrol pakai HP kan tidak ada lagi budaya silaturahminya, ini bahaya,"pungkasnya, (ydn).

Posting Komentar

0 Komentar